Rabu, 03 Desember 2014

36 kompasianer MERAJUT INDONESIA

Assalamualaikum , saya Muhammad Ridwan saya akan membuat artikel tentang 36 kompasianer MERAJUT INDONESIA
semoga bermanfaat .. #cekidot :))

[Nukilan] Buku : 36 Kompasianer Merajut Indonesia (Pengantar Buku oleh Pepih Nugraha)
Editor              : Thamrin Sonata & Much. Khoiri
Penerbit          : Peniti Media
Tebal               : 170 halaman
Terbit              : Oktober 2013



Buku “36 Kompasianer Merajut Indonesia” menyajikan warna-warni nuansa Nusantara dalam 36 ungkapan pemikiran dan kisah para penulisnya. Sebuah buku yang ringan dalam jinjingan dan kemasan yang menghibur, namun memberikan wawasan dan gizi keIndonesiaan yang orisinil dan khas kompasiana.

Indonesia, Nusantara yang kita banggakan ini, tidak lebih dari kain yang belum jadi “itu” (= ada bagian-bagian yang terburai, kusut masai, kacau, dan memerlukan waktu untuk merenda atau menjahitnya kembali). Benang harus disematkan secara teratur, harmonis, dan saling mengisi.” (Pepih Nugraha), Kata Pengantar
“Keanekaragaman itu mesti dijaga dan dipertahankan untuk mewarnai pelangi kehidupan bangsa kita kini dan masa depan.” (Thamrin Sonata & Much Khoiri),Prakata Editor
“Tapi konflik juga karena ketidak-tegasan pemerintah.” (Jusuf Kalla), Kearifan Lokal dan Penyelesaian Konflik di Indonesia
“Kita mendambakan Jakarta yang berkeadaban. Kepentingan publik di atas segalanya. Kalau Jakarta berhasil, rasanya kita semakin optimis Indonesia pun bakal berhasil.” -(Faisal Basri), Jakarta Bukan Detroit, Be!
“Mencintai negeri ini berarti ikhlas memberi, dan bukan mengeksploitasi. Mencintai berarti merawat dan memelihara, bukan membiarkan rusak merana… Mencintai juga berarti menjaga keutuhan dan persatuan, bukan mencerai beraikan.” (P Tri Ari Wahyuningsih a.k.a Cay Cay), Umbul-umbul Lambang Cinta Indonesia
“Saya percaya bahwa dalam setiap kejadian, betapapun kecilnya, selalu ada pesan moral yang dipetik.” (Tjiptadinata Effendi), Secercah Senyum Segenggam Harapan dari Papua
“Untuk mencapai keberhasilan harus diawali dengan keyakinan yang teguh dan kerja keras, yang menghantarkan untuk menjadikan impiannya suatu kenyataan.” (Roselina Tjiptadinata), Tukang Roti Keliling Mataram, Lombok
“Kemudian kukatakan pada anakku, bahwa dia boleh memberikan sandal jepit ini pada dua anak pertama tak bersandal yang lewat di depan rumah kami.” (Dee a.k.a Rumah Kayu), Ini Kisah Tentang Sandal Jepit
“Untuk lingkup Indonesia, aku sendiri menduga, pelajaran menulis tangan masih relevan setidaknya hingga 15 – 20 tahun mendatang.”(Suka Ngeblog), Kelak Tulisan Tangan Akan Lenyap
“Semua doa itu baik, itu menurut saya.”(Find Leilla), Toleransi di Kampung Surabaya
“Jauh sebelum merdeka, para pemuda pendiri bangsa telah memperkirakan adanya jiwa sektarian di antara bangsa kita, sehingga sejak awal mereka telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda.” (Hartono Raharjo), Negara Harus Membebaskan Diri dari Agama, Suku dan Ras
“Pendidikan itu mahal, mendapat kesempatan meningkatkan keterampilan lebih sulit lagi. Hanya kasus korupsi terhadap uang Negara yang tampaknya diobral.” (Indria Salim), Aku, PRT, dan Hidup Sukses di Indonesia
“Keragaman etnis, keragaman jenis usaha, keragaman aktivitas, serta keragaman skala toh mampu mereka kelola dengan baik hingga tak menimbulkan percikan konflik.” (Isson Khaerul), Malioboro: Marketing Waktu dalam Keragaman
“ … haruskah kita merasa bersalah jika mengangsurkan recehan? Bukankah pecahan logam sama berharganya dengan lembaran kertas?”(Dwi Klarasari), Mencintai Indonesia Lewat Recehan
“Mitos Pueri Solo yang cantik, lemah-lembut, dan gemulai itu sering merepotkan saya.” ( Edisoer), Dasar Putri Solo
“Empat puluh enam tahun menjadi vegetarian cukup memberi tantangan, karena ada rasa suka dan duka.” (Bain Saptaman), Suka Duka Pemakan Tahu-Tempe
“Mari kawan, teman, saudara sebangsa dan setanah air, pilah sampah dari kapasitas jenisnya. Kita hanya perlu sedikit kemauan, tetapi hasilnya bisa luar biasa.” (Ngesti Setyo Moerni), Membuat Pupuk Memupuk Gotong Royong Warga
“Untuk mengubah pola pikir dan pola perilaku itu, bukan hanya soal berapa banyak bantuan financial yang dikucurkan.” (Iskandar Zulkarnain), PNPM-MPd Gagal, Kenapa?
“ … karena dalam pandangan orang Indonesia, orang hidup yang tidak memiliki agama itu adalah hal yang tidak wajar.” (Parastuti), Nilai Seutas Nyawa Manusia Jepang
“Banyak jalan menuju jodoh. Dijodohkan, dicomblangi, mencari sendiri, atau pun mealui kontak jodoh. Semuanya adalah jalan yang baik bila dilandasi oleh niat yang baik untuk mencari pendamping hidup, bukan hanya main-main. (Lis S.), Ada Apa Kontak Jodoh Ala Indonesia
“Bukan hal yang luar biasa kalau hal ini terjadi di Indonesia. Tetapi karena ini terjadi di Negara yang sekuler dan tidak mengenal Islam, untuk saya toleransi yang mereka lakukan merupakan suatu hal yang luar biasa.” (Farid Mardin), “Sensei Yang Baik Hati
“Tidak ada orang yang ingin hidup susah dan sengsara. Walaupun ia juga seorang yang berpendidikan tinggi, ia tidak malu dan tidak berputus asa dalam menjalani kehidupan yang semakin hari semakin berat dan penuh tantangan ini.” (Febrialdi),Balada Seorang Sarjana dan Istrinya
“Teliti sebelum pergi – khususnya ke luar negeri” (Masjokomu), Kisah Pahit Duta Pasukan Silat
“Saat saya mengunjungi Kampoeng Jetis, benar saja ternyata ada ‘emas’ di Sidoarjo.” (Eko Prasetyo), KampoengJethis
“Permainan tradisional sangat bermanfaat bagi anak-anak, khususnya dalam membangun karakter sporti dan kebersamaan yang membedakannya dengan permainan modern yang lebih bersifat individual.” (Maria Margaretha), Patel Lele Khas Madura?
“Seandainya pementasan ini kisah keindahan dan keberagaman, itulah juga Indonesia – yang bisa berbaur dan berwarna dengan hadirnya keindahan dari Negara sahabat.” (Teguh Hariawan), Spektakular, Gayatri Rajapatni pun Tersenyum
“Mudah menemukan kota yang indah di segala penjuru dunia tetapi menjumpai keramahan dan kehangatan ekspresi warga tidak dimiliki oleh setiap kota.” (Ismail Suardi Wekke), Manado, Kota Indonesia Sebenarnya
“Masyarakat kita perlu diajarkan berpikir sehat, bukan sesat. Membiasakan berpikir bahwa semua yang kita inginkan dan miliki mesti diperoleh dengan bekerja keras.” (Theeadomo), Dukun Uang
“Kita tahu, di mana pun, obesitas atau kegemukan akan dihindari orang yang paham dan mengerti pentingnya kesehatan, baik pada anak-anak atau pun orang dewasa.’ (Ely Yuliana), Gaya Hidup Kaum Elite Belanda
“Dari kereta ekonomi sampai eksekutif pernah saya coba dan menurut saya semakin hari PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus bebenah untuk meningkatkan pelayanannya bagi penumpang kereta api. Stasiun yang bersih, kereta yang nyaman dan pelayanan yang bagus bagi para penumpang.” (Dewi Sumardi), Sensasi Naik Kereta Api Peninggalan Soviet
“ … ternyata tradisi Ulur-Ulur bukan sekedar sebuah tradisi rutin, tetapi juga memiliki fungsi konservasi lingkungan. Melalui tradisi ini masyarakat dibangun kesadarannya untuk menjaga dan menghargai lingkungan secara baik.” (Ngainun Naim), Ulur-Ulur, Tradisi Bernilai Konversi
“Ketidakpastian yang sengaja ditebarkan oleh oknum-oknum pelaku bisnis pariwisata untuk kepentingan diri sendiri telah menyumbangkan nilai negative pada sisi pelayanan. Dan ini terjadi hampir di segala penjuru lokawisata di Indonesia sebagai buah persaingan yang tidak sehat.” (Eddy Roesdino), Wajah Pariwisata Indonesia di Mata Orang Asing
Pada saat beberapa orang mengatakan kesenian jathilan ini tidak pantas dibawa ke jalan, saya tetap merasa ini sebuah atraksi indah, pantas dihidupkan dan tak harus formal.” (Gaganawati Stegmann), Uniknya Pengamen Semarang
“Selesai sudah ritual Mandi Khatulistiwa yang cukup seru ini. Saya merasa ada perubahan di diri ini. Saya merasa lebih menjadi manusia bahari, manusia Indonesia yang telah dibersihkan.” (Suwartomo), Ritual Mandi Khatulistiwa
“Jika memang Pemerintah sudah enggan mengembangkan potensi wisata pantai, akan lebih bermanfaat jika pantai ini (Watu Ulo) menjadi area industry hasil laut. Ya, semua berpulang pada kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah Daerah sebagai regulator tunggalnya.” (Akhmad Fauzi), Walu Ulo, Gersang Perhatian
“Secara tak sadar saya telah mencoba merajut simpul-simpul praktik budaya yang eksis dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat.” (Much. Khoiri), Kota Dalam Kata
“Hubunganku dengan komik bagaikan kisah cinta terlarang. — Orang tua bisa memilihkan komik pengetahuan yang pas dengan usia anak, walupun isi komik belum sesuai dengan materi pelajaran anak di sekolah.” (Arek Tembalangan a.k.a Susi Diah Hardaniati), Baca Komik = Belajar
“Ternyata kesukaan makan krupuk itu sebagai identitas. — Dari kisah jalan-jalan ini, saya mengenal Indonesia. Lewat mata (jalan-jalan) dan lidah (jajan dan makanan). (Thamrin Sonata), Tukang Jalan, Tukang Jajan

1 Comment:

  1. Indria Salim said...
    Halo Saudara M Ridwan, tampaknya Anda mengklaim sebagai peresensi buku, padahal isinya 100% plagiat dari hasil karya saya, yang saya posting pertama kali di Kompasiana. Saya meresensinya karena saya termasuk salah satu penulis buku antologi tersebut. Reblogging tidak masalah, karena itu bisa berarti apresiasi pada penulis (pemilik tautan) yang membuar karya resensi tsb. Tapi mengakui hasil kerja saya sebagai hasil kerja Anda, bagaimana penjelasannya?

    Hindarkan diri dari kecurangan, ketidakjujuran, dan tidak menghargai sesama penulis.

    Silakan menulis tanggapan Anda, bisa langsung ke tautan saya ini:
    http://www.kompasiana.com/indriasalim/merespon-ajakan-pepih-nugraha-36-kompasianer-merajut-indonesia_552caca66ea834ad408b4598

Post a Comment



By :
Free Blog Templates